Senin, 09 Desember 2013

Merek Indonesia Harus Berdaya Saing

Merek Indonesia Harus Berdaya Saing


Ilustrasi. (Foto: suxiid) Ilustrasi. (Foto: suxiid)

PRODUK kecantikan dalam negeri menjadi salah satu brand yang saat ini masih memiliki kekuatan pasar di Tanah Air. Di tengah serbuan produk asing, berbagai merek produk dalam negeri tetap mampu bersaing.

Tidak mudah bagi sebuah brand lokal mendapat pengakuan masyarakat global. Ukuran pertama yang dilihat adalah daya saing produk yang berkualitas tinggi. Sementara sejumlah brand nasional mulai membuktikan taji mereka di hadapan brand multinasional.

Di antara sekian sektor industri dalam negeri yang diakui dunia adalah produk kecantikan. Alam Indonesia yang kaya raya menginspirasi para pelaku usaha kecantikan memanfaatkan sumber alami sebagai bahan dasar memanjakan kaum perempuan. Tak tanggung-tanggung, karena kekayaan itu, publik luar negeri tersanjung dan penasaran dengan banyak brandproduk kecantikan di Tanah Air. Tak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan berbagai produk kecantikan asal Indonesia.

Menurut President Director Martha Tilaar Group Bryan Tilaar, sebenarnya banyak brand kecantikan lokal yang mampu bersaing dengan berbagai brand kecantikan multinasional sekarang ini. Brand kecantikan asal Indonesia bersaing di sektor skin white, hair, dan jamu. Berbagai produk Martha Tilaar misalnya sudah membuktikan mampu bermain di pentas global. “Selain brand di dalam negeri sudah kuat, kita juga sudah lama berkontribusi di panggung internasional,” ucap Bryan beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, keterlibatan brand kecantikan lokal di pentas global tidak lain karena mereka memiliki kualitas unggul dan berdaya saing. Malah, sejumlah brand lokal lebih baik dibanding banyak produk kecantikan asing. Ini karena para pelaku usaha brand kecantikan di dalam negeri aktif mempertahankan ekuitas mereknya. “Maksudnya ialah mereka mampu mempertahankan brand image, awareness, association, dan ekuitas itu sendiri,” ungkap Bryan. Pemilik brand kecantikan di Tanah Air juga selalu memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Kebaikan layanan itu diberikan lewat berbagai produk yang bisa memanjakan konsumen. “Lebih dari itu, yang lebih penting ialah pemilik brand Indonesia harus melakukan banyak konsolidasi ke dalam dan berpikir market oriented,” kata pria berkaca mata ini.

Menurutnya, konsumen biasanya memiliki banyak keinginan yang tersembunyi. Nah, itu sudah menjadi tanggung jawab pemilik branduntuk mencari tahu sehingga dapat memberikan pelayanan dan mengeluarkan produk sesuai keinginan mereka. Dari sini pula muncul inovasi sehingga merek tersebut lebih bervariasi.

“Itu kita harus jeli mencari dan memuaskannya. Kalau tanpa itu, sangat sulit menjadi brand kecantikan lokal yang berdaya saing global,” ucap Bryan.

Pada tahun-tahun mendatang kompetisi di industri kecantikan di Indonesia akan semakin ramai. Berbagai brand asing akan turut menyemarakkan pasar kecantikan di dalam negeri. Karena itu, brand lokal tidak boleh kalah. “Kita harus pacu kreativitas sehingga dapat mempertahankan keunggulan dan fokus pada kualitas dan inovasi brand yang kita miliki,” paparnya.

Sayangnya, perhatian pemerintah terhadap brand kecantikan dalam negeri tidak terlalu signifikan. Para pemangku kebijakan lebih disibukkan pada persoalan politik praktis yang mengancam sisi ekonomi, keamanan, maupun politik kebangsaan.

Ini pula yang diungkapkan Yesha Chatab dari WIR Global. Tantangan bagi merek lokal saat ini adalah minimnya perhatian pemerintah. “Terutama sekarang ini banyak brand asing yang masukkedalamnegeri. Nah, mestinya pemerintah bisa memfokuskan perhatian ini,” ucapnya.

Membuktikan Kualitas

Cinta produk dalam negeri sering didengungkan pemerintah. Namun, masih banyak anggapan masyarakat bahwa produk asing lebih berkualitas. Ini menjadi tantangan bagi produk nasional untuk memberikan bukti bahwa produk dalam negeri lebih kualitas. Menurut Commercial Retail Fuel Marketing Manager Pertamina Waljiyanto, saat ini produk- produk Pertamina menguasai pasar dalam negeri. Baik yang berupa pelumas maupun BBM.

Walaupun produk pelumas asing banyak hadir di Indonesia, Pertamina terbukti masih menjadi pilihan terbesar baik pelumas untuk kebutuhan automotif maupun industri. “Ketika masyarakat beralih ke BBM nonsubsidi mayoritas memiliki Pertamax,” ujar Waliyanto,

Sementara Nastiti Tri Winasis, co-chief operationsMarkPlus Insight menyebutkan bahwa produk asing dan nasional mempunyai peluang yang sama dalam merebut pasar Indonesia.

Nastiti menyebutkan, saat ini sebagian masyarakat masih ada anggapan bahwa produk asing lebih berkualitas dibanding produk dalam negeri. Padahal, tidak sedikit produk Indonesia yang justru berkualitas lebih baik. “Masyarakat kadang memilih produk asing karena dianggap lebih berkualitas,” kata Nastiti.

Menurut Nastiti, sebuah produk dikatakan berkualitas juga perlu disampaikan dengan benar sehingga masyarakat mengetahui bahwa produk tersebut memang berkualitas. Kualitas produk bisa dimaksimalkan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. (Koran SINDO//wdi)
http://economy.okezone.com/read/2013/11/29/23/904831/merek-indonesia-harus-berdaya-saing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar