Minggu, 13 Juli 2014

miss ice cream

miss ice cream adalah usaha ice cream dengan kualitas es krim berkelas dan tampilan yang elegant







Rabu, 29 Januari 2014

JUST IN TIME

Just In Time, Bukan Just In Case

Grow with Character! (39/100) Series by Hermawan Kartajaya
Just In Time, Bukan Just In Case

ELEMEN ketiga di dimensi value di konsep Marketing Plus 2000 adalah process. Juga elemen kesembilan di antara semua elemen yang terbagi dalam dimensi strategy, tactic, dan value. Mengapa process saya ''pasang'' di value bersama service dan brand ? Sebab, tanpa perbaikan process, service tidak bisa improved dan akhirnya akan berakibat pada brand image.

Terus terang, saya sangat terinspirasi oleh profesor-profesor dari Wharton School of Management yang mengaitkan process dan service. Reengineering process for customer service! Begitu maknanya kira-kira!

Bahkan, Philip Kotler pernah menanyakan kepada saya di Moscow pada 1998, mengapa process ''masuk'' di marketing? Jawab saya sederhana.Percuma saja punya strategi dan taktik yang bagus kalau tidak ada the real value creation. Brand yang kuat, buat saya, tercipta kalau mental service ada di seluruh perusahaan. Tapi, percuma saja kalau prosesnya tidak in line dengan kedua hal tersebut.

Ada tiga jenis proses utama yang harus diperhatikan. Satu, proses routine delivery yang harus menjamin kepuasan pembeli atau pelanggan. Dua, proses handling complaint yang makin penting lagi. Kalau tidak ada proses yang bagus, akan menjadi malapetaka.

Sedangkan, kalau prosesnya bagus, akan terjadi sebaliknya!

Tiga, new product development and commercialisation. Harus ada proses yang bagus dalam menangkap peluang di pasar dan merealisasikannya. Dengan mempunyai proses yang bagus dalam ketiga hal ini, akan terjadilah the real value creation. Kata orang Jepang, itu yang disebut gemba! Tempat value is created. Bisa di pabrik atau di pasar.

Jadi, yang saya maksud dengan proses memang dari hulu sampai hilir. Ada permintaan, keluhan, atau peluang dari pasar yang arahnya dari down to upstream. Arus baliknya adalah pemenuhan, penanganan, dan pengembangan produk dari up to downstream. Untuk kedua arah tersebut haruslah ada proses yang menjamin kualitas produk/servis (Q) baik, beaya (C) rendah, dan tepat waktu (D).

Jadi, ringkasnya Q, C, dan D untuk mendukung service (S), juga sering disebut QCDS untuk memperkuat brand. Bagaimana pergeserannya sesuai dengan situasi persaingan?

Pada situasi 2,5 C atau monopoli, proses sekadar SOP (system operating procedure). Orang-orang pabrik biasanya sangat ketat dalam menjalankan SOP. Sebaliknya, orang penjualan punya SOP, tapi sering lupa karena terlalu fleksibel. Mengapa?

Ya, karena di pabrik, semua pasti sedang di pasar hampir semua tidak pasti, terutama kalau situasi persaingan sudah bergeser terus. Pada situasi 2,5 C atau mild competition, process is interfunctional team work. Fungsi-fungsi selalu bersifat silo dan vertikal bahwa orang hanya menurut kepada atasan. Padahal, customer nggak ada urusan dengan fungsi-fungsi. Mereka hanya tahu perusahaan secara utuh.

Karena itu, harus ada kerja sama antarfungsi yang bersifat horizontal dalam proses melayani pelanggan. Di situasi 3 C, proses bukan hanya mengandalkan kerja sama antarfungsi, tapi juga harus melakukan functional streamlining. Tanpa adanya hal itu, tidak akan ada efisiensi.

Pada situasi 3,5 C, proses harus bersifat total delivery reengineering. Seluruh proses dirombak total dengan mempertimbangkan automation, outsourcing, insourcing, dan sebagainya. Dan, akhirnya, pada situasi yang ''berat'' 4 C, proses menjadi extended value chain. Artinya, pembenahan proses harus dilakukan bersama-sama dengan pihak ketiga, baik di upstream atau downstream.

Lihat bagaimana Toyota Astra Motor merancang Avanza dengan memperhatikan peluang di pasar akan ''mobil MPV di bawah Rp 100 juta''. Selanjutnya melakukan desain bersama Toyota Corporation Jepang dan bekerja sama dengan para supplier di Indonesia.

Begitu juga, Ikea yang selalu ingin menurunkan harga sesuai dengan positioning mereka value for money. Untuk bisa mencapai itu, Ikea mengajak kerja sama para supplier-nya.

Contoh legendaris berskala dunia adalah bagaimana Wall Mart mengajak kerja sama Procter and Gamble di Amerika untuk meniadakan stok dengan menjalankan ''just in time'' system. Orang Jepang menyebut itu kanban! Bukan just in case yang harus punya stok berlebihan supaya ada rasa safe. (*)
SUMBER:
http://azisrifianto.blogspot.com/2010/02/just-in-time-bukan-just-in-case.html

ABOUT BRAND

MERK

A. Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :

1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.

2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.

3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.

B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek

1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.

2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.

- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.

C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)

Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :

1. Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.

2. Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.
SUMBER:
 http://www.organisasi.org/1970/01/strategi-jenis-macam-dan-pengertian-merek-merk-brand-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran.html

hukum brand

BRAND LAW

DALAM BUKU “The 22 Immutable Laws of Branding” Al Ries dan Laura Ries, dan versi Indonesianya di terbitkan oleh Gramedia. Al Ries sendiri -- bersama Jack Trout -- di dunia pemasaran dikenal sebagai bapaknyapositioning, setelah mereka berdua menulis buku berjudul "Positioning : The Battle for Your Mind". Eh,

inilah 22 hukum penting dalam membangun suatu merk menurut Al & Laura Ries... ...jrengg...jreng..... :

1. Hukum Ekspansi
“Kekuatan Merk berbanding terbalik dengan cakupannya”.


2. Hukum Kontraksi
“Merk menjadi demikian kuat jika anda mempertajam fokusnya”.


3. Hukum Publisitas
“Kelahiran sebuah merk dicapai melalui publisitas, bukan pengiklanan”.


4. Hukum Pengiklanan
“Setelah lahir, suatu merk akhirnya akan mati kalau tidak berupaya secara terus menerus melakukan pengiklanan guna menjaga kekuatannya”.
5. Hukum Kata
“Merk harus berusaha keras memiliki sebuah kata di benak konsumen”.


6. Hukum Klaim pada Keautentikan
“Faktor paling krusial bagi keberhasilan sebuah merk adalah klaimnya pada keautentikan”.


7. Hukum Kualitas
“Kualitas itu penting, tapi merk tidak dibangun hanya melulu melalui kualitas”.


8. Hukum Kategori
“Merk yang memimpin harus mempromosikan kategorinya, bukan merknya”.


9. Hukum Nama
“Pada jangka panjang merk tidak lebih dari sekedar nama”.


10. Hukum Perluasan Lini
“Cara termudah untuk menghancurkan sebuah merk adalah dengan menaruh namanya pada semua produk”.
11. Hukum Perkawanan
“Dalam rangka membangun suatu kategori, merk harus menyambut dengan baik merk-merk lain untuk masuk”.
12. Hukum Generik
“Salah satu cara tercepat untuk gagal adalah dengan memberi nama generik pada merk”.


13. Hukum Perusahaan
“Merk adalah merk. Perusahaan adalah perusahaan. Keduanya berbeda”.


14. Hukum Anak-Merk (Sub-brand)
“Apa yang telah dibangun oleh suatu merk, sub-branding dapat menghancurkannya”.


15. Hukum Saudara Sekandung
“Selalu ada waktu dan tempat untuk meluncurkan merk kedua”.


16. Hukum Bentuk
“Logo seharusnya didesain supaya sesuai dengan mata kita. Kedua mata”.


17. Hukum Warna
“Suatu merk harus menggunakan warna yang berlawanan dengan warna pesaing utamanya”.


18. Hukum Batas
“Tidak ada batas dalam melakukan branding secara global. Merk seharusnya tahu persis hal ini”.


19. Hukum Konsistensi
“Suatu merk tidak dibangun semalam. Keberhasilan diukur dalam dekade-dekade dan bukan tahunan”.


20. Hukum Perubahan
“Merk dapat berubah, namun hanya sesekali dan dengan ekstra hati-hati”.


21. Hukum Mortalitas
“Tak ada merk yang bisa kekal selamanya. Euthanasia kadang merupakan solusi terbaik bagi suatu merk”.
22. Hukum Ketunggalan Arti
“Aspek yang paling penting dari suatu merk adalah ketunggalan arti”.
REFERENSI:
http://rifkychaerul.blogspot.com/2006/03/22-hukum-imut-imut-tentang-merk-p.html

MARKETING SYARIAH : konsumen generasi Z

Membaca buku Yuswohady (Mas Siwo ) yang berjudul #C3000 serasa diri ini dibawa membara dari kehidupan sekarang dan masa datang, betapa tidak dalam buku tersebut yang lebih banyak menceritakan perilaku konsumen masa kini, dengan segala tingkah polah yang lucu menggelikan dan kadang ketampar juga pas baca tulisan buku itu, karena tanpa sadar kita juga berlaku dan berlagak kayak konsumen yang ditulis dalam buku tersebut. Akan tetapi  walau demikian dalam buku tersebut tersimpan rasa optimisme yang besar Mas Siwo untuk menuju masa depan pemasaran negri ini. Pertumbuhan ekonomi negri ini yang penuh dengan potensial masa depan, tak pelak akan menyambangi kita.
Berkaitan dengan masa depan, siapakah Target Market masa depan para pemasar kita, yes tentu saja anak-anak yang sekarang masih duduk di bangku sekolah, merekalah masa depan negri ini, masa depan konsumen target pemasaran kita dan masa depan bumi ini sendiri. Dan generasi tersebut sering disebut dengan “Generasi Z” atau “Generasi Net” generasi tersebut adalah generasi yang terlahir pada tahun 1998. Menurut Kenneth Young (2009) generasi Z digambarkan sebagai digital native, di mana mereka sudah akrab dengan dunia digital sejak masih usia dini. Salah satu ciri khas, mereka mencari informasi lewat internet. Generasi ini adalah generasi yang sangat terbuka dengan perubahan dan yang sangat penting generasi sangat menantang buat para marketer karena mereka sangat terbuka dengan informasi alias sangat sadar dengan keterbukan informasi.
Tentu saja hal ini jadi tantangan buat kita para pemasar, tapi seharusnya hal yang biasa-biasa saja buat para MARKETer SYARIAH, karena kondisi demikian buat kita adalah kondisi yang ideal untuk memasarkan produk. Kalau dulu ada adigum yang mengatakan “mau teori marketing setinggi apa – pun tetap akan kalah sama permainan di bawah meja”. Bagi para MARKETer SYARIAH yang selalu konsisten dengan kondisi dimana Generasi Z adalah target market kita, kondisi demikian adalah kondisi yang sebenarnya di harapkan. Kita tidak di hadapkan oleh ukuran Marketing yang unpredictable akan tetapi justru predisctible karena output Marketing kita akan benar-benar bisa terukur hasilnya. Betapa tidak generasi Z yang sangat terbuka dan transparan ini akan kritis dengan produk kita dan akan dengan gampangnya membanding-bandingkan dengan produk lain, dan mereka hanya memilih yang produknya sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dan tidak sekedar di ada-adakan saja (seperti kondisi saat ini yang penting laku, tanpa berpikir tentang masa depan customer), dan hanya mereka para produsen yang produknya yang berkualitas dan dengan harga yang masuk akal saja yang akan di pilih Konsumen Generasi Z.
MARKETer SYARIAH bersiaplah menyongsong masa ke emasan ini.
sumber:
http://www.muhcivic.com/2013/03/04/marketing-syariah-konsumen-generasi-z/

Branding Basics

Branding Basics

Brand marketing is the method and the means by which you propel your business into the public consciousness. While the world of business has changed by leaps and bounds, the basic principles of brand marketing have remained the same. Fortunately for you, brand marketing is nothing more than a formula.
  1. What is Branding and Why is It Important?
  2. Do The Research
  3. Types of Branding
  4. Implementing Your Brand Strategy
  5. Brand Revision and Recreation

What is Branding and Why is It Important?

Exploring brand marketing concepts is a great way to fine-tune your business model and business practices, but what is branding and why is it important? A strong brand is invaluable as the battle for customers intensifies day by day. It's important to spend time investing in researching, defining, and building your brand. After all your brand is the source of a promise to your consumer.
Ads
Mobogenie: Free Downloadwww.mobogenie.com/Free_AppsAndroid SmartPhone PC Manager. 1-Click Download! (Windows Only)
18+ Gametopfreeonlinegame.comOnce you're inside the game, your friend won't see much of you!
Prezi for Presentationsprezi.comSay goodbye to boring slides and set your best ideas free.

Do The Research

Brand development is a foundational piece in your marketing communication and one you do not want to be without. In order to perfect the image and message of your brand you must do the research to determine your target audience and how you want to be seen by that audience.

Types of Branding

There are different types of branding including personal or corporate branding. Which one is right for you? There are pros and cons to both, explore the differences and learn which one is right for you.

Implementing Your Brand Strategy

You've defined your brand and you've done the research, but what steps do you need to take to successfully implement your brand strategy? These resources well help in not only defining what your strategy and objectives are, but they will help you in the implementation process.

Brand Revision and Recreation

There are times where you will find yourself revisiting your brand to make sure it's reflecting the mission and goals of your company. Brand revision and recreation can either add life to your business or destory it - by managing the process you can ensure success.
resourch:
http://marketing.about.com/od/brandstrategy/u/brandbasics.htm

Discover and Crush Your Brand Barriers

Discover and Crush Your Brand Barriers

When creating your brand strategy for a product or service it is important to perform a careful analysis to determine principal barriers that you may come in contact with. These barriers are also known as market conditions that can keep your product or service from achieving success.
For example they could include the following:
  • Competition
  • Timing
  • Financing
  • Location
  • Lack of Demand
In order to be prepared to face these obstacles or barriers it is important to spend time doing a careful analysis of your product or service. This analysis will assist you not only in the development of your brand, but also in the positioning of your product or service.
A careful and thorough analysis will assist you in answering the following questions:
  • Do you have a niche market? What problem does your product or service solve or need?
  • How should you determine the price of your product or service?
  • Who are your potential customers and where can you find them?
  • Who are your biggest competitors? What can you do better than them?
  • How should you advertise? Where will you find your target market? Will you use new media or traditional media?
Now that you have your questions where do you start your market analysis research? Starting your research is actually easier than you think, but it will take time. You will need to dedicate hours to this research in order for it to be useful and effective.
Let's start by visiting some very popular Internet websites that you can use for your market research:
Is there a great demand for your product or service? Find out by using Google's keyword suggestion tool. By typing in key terms you can see how often your product or service is searched for on the Internet.
Who are your competitors? Investigate them online by using the Profusion Tool. This search tools enables you to drill down to your search topic and even has the ability to notify you when your competitor change or updates their website.
Keep informed on current market conditions and trends in your vertical market by subscribing to trade publications, news alerts, and electronic newsletters. There are several directories available, but you can get started with Google News Alerts.
Who makes up your target market? What are their statistics and economic position? Where are they located? You can find this information by viewing industry surveys and research documents. Get started by using the following resources:
Use the resources and questions above to analyze your market and discover any brand barriers you may come up against. I have no doubt that you will find at least one barrier. When you've located that barrier develop a plan to crush it and move it out of your way so that you can move forward towards success in marketing your business.
RESOURCH:
http://marketing.about.com/cs/brandmktg/a/brandbarriers.htm