Ferrari & Porsche Taxi: The Word of Mouth Marketing
Dua buah mobil jenis sport Ferrari dan Porsche disulap menjadi taksi. Dicat berwarna kuning, lengkap dengan strip hitam kotak-kotak ala taksi di New York. Keduanya lalu lalang di jalanan Kota Jakarta. Warga pun dibuat heboh. Spekulasi kemudian banyak bermunculan, baik positif maupun negatif.
Dalam beberapa hari ini, taksi-taksi tersebut jalan-jalan di jalan protokol Jakarta. Beberapa titik kemudian dijadikan tempat 'mangkal'. Itu pun tidak sembarangan, tempat-tempat ramai sekaligus ekslusif dipilih, diantaranya mal-mal mewah yang tersebar di Jakarta Pusat dan Selatan dengan jadwal yang telah ditentukan.
Yang istimewa, warga pun bisa mencoba taksi tersebut dengan cuma-cuma hingga grand launching-nya diadakan pada 18 Juli 2012 mendatang. Jejaring sosial Twitter ikut dimanfaatkan untuk promo dan memberi informasi setiap keberadaan kedua taksi. Perusahaan MMCab mengklaim bahwa itulah strategi pemasaran mereka untuk memperkenalkan taksi gaya baru tersebut. Tapi benarkah demikian?
Selain akun Twitter @mmcab, MMCab memanfaatkan situs Facebook di www.facebook.com/mmcab dan situs www.hidupituindah.com. Agak janggal melihat situs tersebut, karena tagline-nya tampak tidak sesuai untuk ukuran sebuah perusahaan taksi.
Spekulasi kemudian bermunculan. Mengaku ke pihak berwajib, hal itu semata-mata untuk promosi film. Apalagi tidak ada argo dan izin walau hanya sekedar percobaan. Spekulasi lain, aksi itu merupakan sebuah strategi marketing untuk memperkenalkan sebuah produk. Nama produknya masih tersimpan rapat hingga hari H mereka membuka diri.
Manfaatkan Media Sosial
Mungkin kita ingat tahun lalu kantor-kantor media dibuat runyam dengan kedatangan sebuah peti mati bertuliskan RIP. Nyatanya, itu hanyalah sebuah strategi marketing buku berjudul Rest in Peace Advertising Killed by Word Mouth Agency. CEO Buzz & Co Sumardy mengakui bahwa hal itu adalah strateginya.
Yang lebih heboh, beberapa yang dikirim peti mati lapor ke polisi hingga kasus ini diusut. Orang-orang ramai membicarakannya. Intinya, strategi promosi dari mulut ke mulut cukup berhasil, atau singkatnya biasa disebut word of mouth. Kasus taksi Ferrari dan Porsche ini pun ternyata cukup identik dengan yang terjadi di Bangkok tahun lalu.
Si taksi Porsche Bosxter 987 berkeliaran di ibu kota Thailand yang terkenal macet itu. Dan ternyata mobil itu adalah bentuk promosi sebuah produk ponsel asal Korea. Kasus strategi word of mouth bisa jadi merupakan siasat yang ampuh di masa kini, apalagi dengan kehadiran media Twitter. Di era maju ini, sedikit kehebohan akan langsung menjadi bahan pembicaraan alias menjadi trending topic.
Yang merasa dibicarakan pastinya dipromosikan secara gratis, bukan hanya di Twitter saja, tapi pastinya omongan dari mulut ke mulut di dunia nyata terjadi. Itu inti strategi word of mouth. Siapapun yang melakukan ini, boleh berbangga karena usahanya berhasil. Publik kini tersedot perhatiannya dan penasaran apa yang akan terjadi pada 18 Juli nanti.
Siapa yang tidak penasaran misi apa yang dibawa oleh taksi mewah tersebut. Bisa jadi lobi Plaza EX akan dipenuhi pengunjung yang penasaran, pada saat launching digelar 18 Juli nanti. Bila memang itu benar taksi yang akan lalu lalang di Jakarta, sudah beredar lagi isu tarifnya. walau sudah jelas disanggah, Rp100 ribu adalah tarif buka pintunya. Wow!
sumber:
http://www.the-marketeers.com/archives/ferrari-porsche-taxi-the-word-of-mouth-marketing.html#.UqVWMCdgu88
Tidak ada komentar:
Posting Komentar