Rabu, 27 November 2013

4 c

Pada tiga tulisan sebelumnya, sudah dibahas secara sekilas bagaimana pentingnya segitiga PDB (Positioning, Differentiation, Brand) sebagai elemen utama untuk merek maupun perusahaan.

Tulisan berikut mencoba menelaah lebih dalam tentang positioning, khususnya bagaimana membangun sebuah positioning yang kuat. Pada tulisan sebelumnya, positioning dimengerti sebagai tindakan mendesain penawaran dan citra perusahaan sehingga perusahaan bisa berada di posisi kompetititf yang bermakna dan berbeda di benak pelanggan. Positioning juga bisa diartikan sebagai proses menempatkan keberadaan perusahaan di benak pelanggan dengan membangun kepercayaan pelanggan.

Ambil contoh sabun Lux. Sabun bukan sekadar sabun pembersih, tapi diposisikan sebagai sabun kecantikan. Sementara, Lifebuoy sebagai sabun kesehatan. Di otomotif, Toyota Kijang diposisikan sebagai mobil keluarga. Masih banyak contoh yang lain.

Lalu, bagaimana membangun sebuah positioning yang kuat? Strategi 4C bisa digunakan untuk proses ini. Strategi 4C, tak lain adalah Customer, Company, Competitor, dan Change.

1. Customer
Dalam kaitan dengan pelanggan, positioning dimengerti sebagai faktor yang membuat pelanggan memiliki alasan untuk membeli produk yang ditawarkan. Dalam hal ini, produk harus diposisikan sebagai yang memiliki nilai lebih untuk pelanggan. Misalnya, Garda Oto mengusung tagline "Don't Worry, Be Happy." Garda Oto memposisikan diri sebagai sahabat pelanggan yang siap sedia menolong pelanggan bila mengalami masalah pada kendaraannya. Garda Oto ingin menjadikan dirinya sebagai solusi bagi persoalan kendaraan pelanggan.

2. Company
Positioning dalam kaitan dengan company ini harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. Prinsipnya, semakin besar keunggulan kompetitif sebuah perusahaan, perusahaan itu memiliki posisi tawar yang semakin kuat di benak pelanggan. Misalnya, Amazon. Amazon memposisikan diri sebagai situs ritel buku online terbesar dan terlengkap di dunia dengan servis mumpuni. Amazon mengusung pesan "The most convenient book retailer with the biggest selection and the lowest price." Dengan pesan itu, harapannya, pelanggan akan melihat Amazon sebagai toko buku online ternyaman.

3. Competitor
Dalam kaitan ini, positioning yang dimaksud tak lain adalah keunikan merek maupun produk dibanding dengan kompetitor. Ini terkait dengan cara mendiferensiasikan perusahaan dari kompetitor. Prinsipnya, semakin unik sebuah positioning, semakin mudah pelanggan untuk mengingat produk, merek, maupun perusahaan. Misalnya, Garuda Indonesia memposisikan diri sebagai maskapai penerbangan berskala Internasional yang memiliki layanan khas Indonesia.

4. Change
Terkait dengan perubahan, positioning yang dimaksud tak lain adalah kesigapan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Perusahaan harus senantiasa relevan dengan perubahan yang terjadi di lanskap bisnis. Misalnya, rokok A Mild Sampoerna. Rokok ini senantiasa mengubah positioningnya yang tercermin dalam aneka tagline. Dari "Taste of the Future" sampai "How Low Can You Go?"
sumber:
http://the-marketeers.com/archives/cara-bangun-positioning-merek-yang-kuat.html#.UpXU3XCl7j4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar